Jumat, 22 April 2016
Kamis, 27 Agustus 2015
Selasa, 18 Agustus 2015
BAB III METODE PENGUMPULAN DATA
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
1.1
Tempat
dan Waktu
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tentang Strategi
Pemasaran mangga (Mangifera indica L) Gedong Gincu dan rambutan (Nephelium sp.) di
CV. Sumber Buah SAE
Cirebon Jawa Barat,
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan cara praktek lapang yang bertempat di kantor CV. Sumber Buah SAE Cirebon
Jawa Barat, untuk mengumpulkan
data primer maupun data sekunder.
1.2 Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang diperlukan dalam praktek
lapang ini yaitu data primer dan data sekunder. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1.2.1
Data
Primer
Data primer merupakan sumber data praktek kerja lapang yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).
Data primer ini ada dua yaitu :
1.
Data
umum perusahaan
Data umum perusahaan ini
berupa data mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi,
kedudukan, tugas dan fungsi serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
2.
Data
khusus perusahaan. Data khusus perusahaan ini berupa data penjualan, data yang
berkaitan dengan penentuan harga produk dan data laporan pendapatan dan biaya.
3.
Studi
lapangan adalah pengumpulan data dengan mengadakan praktek langsung ke sasaran
praktek yaitu ke perusahaan CV. Sumber Buah SAE. Praktek dilakukan dengan wawancara. Wawancara dilakukan pada pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan yang
menjadi pengambil keputusan pada perusahaan. Dalam hal ini studi lapangan dilakukan secara
langsung di CV.
Sumber Buah SAE Cirebon.
Pemilihan lokasi ini didasarkan karena keterjangkauan lokasi oleh penulis. Studi
lapangan ini untuk mendapatkan data mengenai strategi pemasaran mangga Gedong Gincu dan rambutan
CV. Sumber Buah SAE.
1.2.2
Data Sekunder
Dalam pengumpulan data sekunder ini
dilakukan melalui studi pustaka dan studi lapangan.
A.
Studi
pustaka adalah pengumpulan data dengan menggunakan literatur – literatur dan
buku – buku kuliah maupun artikel baik dari majalah, jurnal, maupun surat
kabar. Dari penulisan ini penulis memperolehnya melalui media elektronik
(internet) maupun media cetak.
B.
Dokumentasi
yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat langsung dokumen – dokumen
instansi yang tersedia seperti laporan keuangan, gambar dan layout
perusahaan.
1.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode
pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif. Adapun
langkah-langkah yang telah dilakukan dalam Praktek Kerja lapang (PKL) ini
adalah mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi
tempat Praktek Kerja Lapang (PKL) untuk kemudahan dalam proses analisis lebih
lanjut.
Menentukan
strategi yang tepat bagi perusahaan. Analisis pengolahan data yang digunakan adalah analisis finansial
pada perusahaan
CV. Sumber Buah SAE. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) baik secara internal maupun eksternal serta mengidentifikasi
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan
saat ini. Analisis ini diperoleh dari IFE yang digunakan untuk mengidentifikasi
faktor internal perusahaan Sumber Buah SAE, EFE yang digunakan untuk mengidentifikasi
faktor eksternal dari perusahaan CV. Sumber Buah SAE matriks IE yang digunakan untuk
mengetahui posisi strategis perusahaan.
Proses pemilihan keputusan strategis yang paling
tepat digunakan metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
Seluruh alat analisis ini tepat diterapkan karena sesuai dengan tujuan Praktek Kerja lapang
(PKL) untuk merumuskan
strategi pemasaran mangga Gedong dan rambutan Gincu yang dapat dijalankan
perusahaan sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan CV. Sumber Buah SAE.
1.3.1
Analisis
Finansial
Analisis finansial menurut Agus Setyono 2014 adalah untuk (1) menentukan apakah usaha penanaman
modal tersebut menguntungkan apa tidak. (2) menentukan beberapa alternatif
dalam penanaman modal. (3) menentukan pengambilan keputusan, usaha penanaman
modal tersebut diteruskan apa tidak. (4) menentukan kapan usaha penanaman modal
tersebut berada pada titik dimana usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi. Data yang diperlukan untuk analisis finansial:
1.
Jenis pengeluaran dan spesifikasinya
Jenis pengeluaran meliputi:
·
Bahan baku
·
Jumlah
tenaga kerja
·
Harga produk
·
Hari kerja
Spesifikasi pengeluaran
meliputi:
·
Spesifikasi
untuk kapasitas produksi satuan berat persatuan waktu, begitu juga kebutuhan
bahan baku.
·
Spesifikasi
upah kerja adalah Rupiah/bulan/orang.
Spesifikasi buah mangga Gedong Gincu
dan rambutan
yang digunakan dapat lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Spesifikasi perusahaan
No
|
Jenis
|
Spesifikasi
|
1
|
Kapasitas produksi
|
kg/bulan
|
2
|
Bahan
Baku
|
|
3
|
Jumlah Pekerja + Upah
|
|
4
|
Harga
Buah Segar 1 Kg
|
|
5
|
Hari Kerja
|
30 Hari/Bulan
|
Sumber: Agus Setyono 2014
2.
Modal usaha
Modal usaha dalam perusahaan terdiri atas:
·
Modal tetap
merupakan modal yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produk yang
dihasilkan.
·
Modal kerja
merupakan modal yang jumlahnya berubah tergantung unit produk yang dihasilkan.
a.
Modal tetap
Modal
tetap atau modal investasi merupakan modal yang besarnya tetap untuk setiap
proses produksi Tabel 3.
·
Artinya
besarnya modal tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan
·
Modal tetap
suatu perusahaan digunakan untuk investasi bangunan dan peralatan meliputi
jenis dan jumlahnya.
Ø
Jenis barang
Ø
Bangunan
Ø
Peralatan
Tabel 3. Modal Tetap perusahaan
No
|
Jenis Barang
|
umur Ekstensi (Bln)
|
Jumlah Unit
|
Harga Satuan (Rp)
|
Harga Total (Rp)
|
Harga Akhir (Rp)
|
Penyusutan (Rp/Bln)
|
|
|
N
|
|
|
A
|
B
|
C
|
1
|
Bangunan
|
||||||
2
|
Peralatan Kantor
|
|
|
|
|||
3
|
Kendaraan
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
Sumber: Agus Setyono 2014
Keterangan:
C =
|
A-B
|
|
n
|
A= Modal Tetap
B= Harga Akhir
C= Penyusutan
n= Umur ekstensi
b. Modal kerja
Modal
kerja merupakan modal yang diperlukan untuk memulai satu siklus produksi
·
Perhitungan
modal suatu perusahaan dilakukan untuk sebulan kerja atau untuk memproduksi
sejumlah tertentu suatu produk Tabel 4.
Biaya untuk kebutuhan perbulan
Ø
Bahan baku
Ø
Bahan
penunjang
Ø
Biaya tenaga
kerja
Tabel 4. Modal kerja perusahaan
No
|
Jenis Biaya
|
Kebutuhan/Bln
|
Harga Satuan (Rp)
|
Modal/Bln (Rp)
|
1
|
Bahan Baku
|
|
|
|
2
|
Bahan Penunjang
|
|
|
|
Bahan Pembantu
|
|
|
|
|
Biaya Tidak Tetap
|
|
|||
3
|
Tenaga kerja
|
|
|
|
Jumlah
|
Sumber: Agus Setyono 2014
3.
Biaya produksi
Biaya
produksi pada dasarnya dibedakan atas (1) biaya produksi yang besarnya tetap
selama produksi (biaya tetap) dan (2) biaya yang besarnya tergantung produk
yang dihasilkan (biaya tetap).
c.
Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya
produksi yang jumlahnya selama satu periode kerja tetap. Biaya ini, tidak tergantung
dari jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah kerja suatu alat atau mesin
Tabel 5.
Biaya tetap meliputi:
Ø
Biaya
penyusutan bangunan dan alat
Ø
Transportasi
Ø
Gaji tenaga
kerja
Tabel 5.
Biaya tetap perusahaan
No
|
Jenis
Biaya
|
Besar
Biaya/Bulan (Rp)
|
1.
|
Biaya Penyusutan
|
|
Bangunan
dan Alat
|
|
|
2.
|
Transportasi
|
|
3.
|
Gaji Tenaga Kerja
|
|
Jumlah
|
|
Sumber: Agus Setyono 2014
d. Biaya tidak tetap
·
Biaya tidak
tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan pada saat alat dan mesin beroperasi.
Besarnya biaya ini tergantung pada jumlah jam kerja dan jumlah produk yang
dihasilkan.
·
Perhitungan
biaya tidak tetap dilakukan terhadap biaya bahan baku, bahan penunjang dan upah
kerja.
e. Biaya produksi total
Biaya total merupakan biaya
keseluruhan yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk. Artinya merupakan
jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
4. Perhitungan
Keuntungan
·
Keuntungan
merupakan selisih antara pendapatan dengan pengeluaran.
·
Pengeluaran
adalah total biaya produksi, sedang pendapatan diperoleh dari penjualan hasil.
2.
Perhitungan Break Event Point(BEP)
·
Break Event Point (BEP) adalah
suatu titik keseimbangan antara jumlah hasil penjualan dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan atau perusahaan tersebut tidak mengalami laba atau rugi.
Rumus untuk mencari titik
impas sebagai berikut:
a.
BEP
|
=
|
|
Biaya tetap
|
|
1 -
|
Biaya tidak tetap
|
|
||
|
|
Pendapatan
|
|
b.
Persen
titik impas
|
=
|
Nilai BEP
|
X 100%
|
|
Pendapatan
|
|
c. Kapasitas titik impas
Kapasitas titik impas adalah
jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas di atas.
Rumus kapasitas titk impas:
Kapasitas titk impas
|
=
|
|
Biaya tetap
|
X 100% X kapasitas produksi/bulan
|
|
1 -
|
Biaya tidak tetap
|
|
|||
|
|
Pendapatan
|
|
|
3. Nilai Tambah Tiap Kilogram Bahan
Nilai tambah yang didapatkan dengan
mengolah bahan baku menjadi suatu produk, dapat dihitung menggunakan sebagai
berikut:
|
Keuntungan/bulan (Rp)
|
|
|
Kapasitas produksi/bulan (Kg)
|
|
= Rp………./kg bahan baku
|
4.
Pengembalian
modal atau POT
Pengembalian modal
didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal
investasi melalui keuntungan yang diperoleh, dengan rumus sebagai berikut:
|
Total investasi
|
= ………. Bulan
|
|
Keuntungan bersih/bulan
|
5.
Nilai BC
Ratio
Benefit Cost Ratio adalah
nilai perbandingan antara pendapatan dan biaya. Jika B/C > 1 maka perusahaan
memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak.
B/C Ratio
|
=
|
Pendapatan
|
|
Biaya Produksi
|
|
1.4 Tiga
Tahap Strategi
Kerangka tiga tahap strategi terdiri
dari tahap masukan (input), pencocokan dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap
strategi yang dalam praktek kerja lapang ini meliputi analisis lingkungan
eksternal dan internal (IFE dan EFE), analisis matriks IE, analisis SWOT dan
analisis QSPM (Rosyidah 2009).
1.4.1
Masukan (Input)
Tahap input
meliputi proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal mempengaruhi
perusahaan. Analisis eksternal dilakukan untuk peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh perusahaan.
1.
Lingkungan Internal
Analisis
lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan. Analisis internal dilakukan pada setiap perusahaan
untuk lebih memudahkan proses kerja analisis. Melalui analisis lingkungan internal dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan dari setiap fungsi perusahaan yang akan diuraikan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Analisis lingkungan internal
Analisis Internal
|
Kekuatan
|
Kelemahan
|
Manajemen
|
|
|
Produksi
dan operasi
|
|
|
Pemasaran
|
|
|
Keuangan
|
|
|
Sistem
informasi manajemen
|
|
|
Sumber: David, 2009
2. Analisis
Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal
bertujuan untuk mengidentifikasi Peluang dan Ancaman yang dimiliki perusahaan.
Analisis eksternal dilakukan pada setiap perusahaan untuk lebih memudahkan
proses kerja analisis. Melalui analisis lingkungan eksternal dapat diperoleh
faktor-faktor yang menjadi Peluang dan Ancaman dari setiap fungsi perusahaan
yang akan diuraikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Analisis lingkungan eksternal
Analisis Eksternal
|
Peluang
|
Ancaman
|
Hokum
dan Politik
|
|
|
Ekonomi
|
|
|
Sosial
dan Budaya
|
|
|
Tekonologi
|
|
|
Demografi
|
|
|
Kekuatan
persaingan dalam perusahaan sejenis
|
|
|
Kekuatan
tawar pemasok
|
|
|
Kekuatan
tawar pembeli
|
|
|
Ancaman
produk subtitusi
|
|
|
Sumber: David 2009
Secara
ringkas analisis ini disajikan dalam Matriks External Factor Evaluation (EFE). Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor
Evaluation (IFE). Adapun tahap-tahap dalam
penyusunan matriks EFE dan IFE adalah :
1.
Menyusun faktor-faktor yang
menjadi kekuatan dan kelemahan (IFE), peluang dan ancaman (EFE) pada kolom 1.
2.
Memberikan bobot dari faktor
kunci keberhasilan. Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi
faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan
dengan menggunakan metode Paired Comparasion (perbandingan berpasangan).
Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap variabel
penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris
(horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Penentuan bobot variabel
menggunakan skala 1 sampai 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom
adalah:
- jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertical
- jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
- jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal
Bentuk tabel
penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 8. Bobot untuk setiap variabel
atau faktor strategis diperoleh dengan menentutukan total nilai setiap faktor
strategis terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor strategis. Adapun rumus yang
digunakan dalam penentuan bobot setiap variabel atau faktor strategis adalah
sebagai berikut:
Tabel 8. Penilaiam bobot faktor strategi eksternal dan internal
Strategis Internal/Eksternal
|
A
|
B
|
C
|
D
|
…
|
|
Total Bobot
|
Bobot
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
|
|
|
|
|
|
|
|
D
|
|
|
|
|
|
|
|
|
……….
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
|
|
|
1,0
|
Sumber: Rosyidah (2009)
ai=
|
Xi
|
|
Dimana:
|
ai
|
=
|
Bobot variabel ke – i
|
|
n
|
=
|
Jumlah variable
|
|
i
|
=
|
1,2,3, .............,n
|
|
Xi
|
=
|
Nilai variabel ke – i
|
Bobot yang diperoleh berkisar
mulai dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (penting) untuk masing-masing faktor. Jumlah seluruh bobot harus sama
dengan 1,0. Bobot yang diberikan mencerminkan tingkat kepentingan relatif dari
suatu faktor strategis terhadap keberhasilan perusahaan. Faktor strategis
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman akan mendapat bobot paling
tinggi apabila memiliki pengaruh besar dalam perusahaan.
3.
Menentukan peringkat untuk
setiap faktor kunci keberhasilan antara 1 sampai 4 dengan ketentuan untuk
matriks IFE skala peringkat yang digunakan adalah:
1 : Kelemahan utama/mayor
2 : Kelemahan kecil/minor
3 : Kekuatan kecil/minor
4 : Kekuatan utama/mayor
Penentuan peringkat dilakukan dengan
mengajukan identifikasi faktor strategis internal. Berikut matriks IFE dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Penilaian peringkat terhadap faktor Internal CV.
Sumber Buah SAE
No.
|
Faktor Internal
|
Peringkat
|
1
|
Kemasan produk yang
menarik
|
|
2
|
Penampilan produk yang menarik
|
|
3
|
Rasa buah yang khas
|
|
4
|
Harga terjangkau
|
|
5
|
Tempat strategis
|
|
6
|
Fasilitas mendukung
|
|
7
|
Distribusi yang
cepat karena sifat produk yang mudah rusak
|
|
8
|
Memiliki ijin tertulis dari pemerintah
|
|
9
|
Sentral buah Mangga
dan Rambutan
|
|
10
|
Memiliki Visi dan Misi yang tertulis
|
|
11
|
Adanya pembagian
tugas dan tanggung jawab
|
|
12
|
Menurunnya kualitas buah pada saat musim hujan
|
|
13
|
Sifat buah yang
mudah rusak
|
|
14
|
Sifat buah yang tidak tahan lama
|
|
15
|
Perlu adanya
perlakuan khusus
|
|
16
|
Harga buah yang ber fluktuatif
|
|
17
|
Kontinyuitas
produksi
|
|
18
|
Papan nama tidak terpampang
|
4.
Penentuan peringkat dilakukan dengan mengajukan
identifikasi faktor strategis internal. Berikut matriks EFE dilihat pada Tabel
10. Sedangkan Menentukan peringkat untuk setiap faktor kunci keberhasilan
antara 1 sampai 4 dengan ketentuan untuk matriks EFE skala peringkat yang
digunakan adalah:
1 : Tidak berpengaruh
2 : Kurang kuat pengaruhnya
3 : Kuat
pengaruhnya
4 : Sangat
kuat pengaruhnya
Tabel 10. Penilaian peringkat terhadap faktor Eksternal CV.
Sumber Buah SAE
No.
|
Faktor Eksternal
|
Peringkat
|
1
|
Dukungan pemerintah
|
|
2
|
Pertumbuhan penduduk
|
|
3
|
Perkembangan kemajuan teknologi
|
|
4
|
Loyalitas konsumen
|
|
5
|
Peningkatan jumlah konsumsi
|
|
6
|
Permintaan pasar yang meningkat
|
|
7
|
Adanya Gerakan Makan Buah dan Sayur Lokal dari
pemerintah
|
|
9
|
Banyaknya Buah impor yang beredar dipasar
|
|
10
|
Tingginya persaingan terhadap produk buah
|
|
11
|
Kenaikan harga BBM
|
|
12
|
Pembayaran retribusi liar yang cukup marak
|
|
13
|
Kualitas buah tergantung musim hujan/kemarau yang
dihadapi
|
|
14
|
Tingginya biaya transportasi udara (Pesawat)
|
|
15
|
Menurunnya produksi buah akibat pengaruh musim
|
Mengalikan nilai bobot dengan
nilai rating untuk mendapatkan skor pembobotan kemudian semua hasil kali
tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan skor total. Hasil
pembobotan dan peringkat berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan
dalam matriks IFE dan EFE.
Pada matriks IFE berapapun
banyaknya faktor yang dimasukkan kedalam matriks IFE, total skor pembobotan
pada matriks IFE berkisar antara 1,0 sampai 4, 0 dengan rata-rata 2,5. Total
skor IFE (3,0-4,0) mengindikasikan kondisi internal perusahaan kuat, (2,0-2,99)
mengindikasikan kondisi internal perusahaan rata-rata, (1,0-1,99)
mengindikasikan kondisi internal perusahaan lemah. Sedangkan pada matriks EFE
total pembobotan serupa dengan matriks
IFE, total skor pembobotan pada matriks EFE berkisan antara 1,0 sampai 4, 0
dengan rata- rata 2,5. Total skor EFE (3,0-4,0) mengindikasikan perusahaan
merespon kuat terhadap peluang dan ancaman
yang mempengaruhi perusahaan,
(2,0-2,99) mengindikasikan
perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi
perusahaan, (1,0-1,99) mengindikasikan perusahaan tidak merespon terhadap
peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Berikut matriks IFE dan EFE di jelaskan pada Tabel 11.
Tabel 11. Matriks IFE
Faktor – faktor Internal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor (Bobot x Rating)
|
Kekuatan
|
|
|
|
Kemasan
produk yang menarik
|
|
|
|
Penampilan
produk yang menarik
|
|
|
|
Rasa
buah yang khas
|
|
|
|
Harga
terjangkau
|
|
|
|
Tempat
strategis
|
|
|
|
Fasilitas
mendukung
|
|
|
|
Distribusi
yang cepat karena sifat produk yang mudah rusak
|
|
|
|
Memiliki
ijin tertulis dari pemerintah
|
|
|
|
Sentral
buah Mangga dan Rambutan
|
|
|
|
Memiliki
Visi dan Misi yang tertulis
|
|
|
|
Adanya
pembagian tugas dan tanggung jawab
|
|
|
|
Kelemahan
|
|
|
|
Menurunnya
kualitas buah pada saat musim hujan
|
|
|
|
Sifat
buah yang mudah rusak
|
|
|
|
Sifat
buah yang tidak tahan lama
|
|
|
|
Perlu
adanya perlakuan khusus
|
|
|
|
Harga
buah yang ber fluktuatif
|
|
|
|
Kontinyuitas
produksi
|
|
|
|
Papan
nama tidak terpampang
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
Matriks EFE
Faktor – faktor Eksternal
|
Bobot
|
Rating
|
Skor (Bobot x Rating)
|
Kekuatan
|
|
|
|
Dukungan pemerintah
|
|
|
|
Pertumbuhan penduduk
|
|
|
|
Perkembangan kemajuan teknologi
|
|
|
|
Loyalitas konsumen
|
|
|
|
Peningkatan jumlah konsumsi
|
|
|
|
Permintaan pasar yang meningkat
|
|
|
|
Kelemahan
|
|
|
|
Banyaknya Buah impor yang beredar
dipasar
|
|
|
|
Tingginya persaingan terhadap
produk buah
|
|
|
|
Kenaikan harga BBM
|
|
|
|
Kualitas buah tergantung musim
hujan/kemarau yang dihadapi
|
|
|
|
Tingginya biaya transportasi udara
(Pesawat)
|
|
|
|
Menurunnya produksi buah akibat
pengaruh musim
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
David (2009)
4.4.2
Pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap
untuk mencocokkan peluang dan ancaman
eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang
didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam ini untuk tahap
pencocokan adalah Matriks Internal External (IE) dan Strength-Weakness-Opportunity-Threat
(SWOT).
1.
Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE berguna untuk memetakan
posisi perusahaan pada saat ini. Matriks IE didasari pada dua dimensi yaitu
total nilai tertimbang IFE dan total nilai tertimbang EFE. Total nilai
tertimbang IFE ditempatkan pada sumbu x dan total nilai tertimbang EFE pada
sumbu y. Pada sumbu x matriks IE total skor (1,0- 1,99) dianggap rendah, nilai
dari (2,0-2,99) dianggap rata-rata atau sedang dan nilai (3,0 -4,0) dianggap tinggi.
Kejelasannya dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Model matrik IE
Skor Total EFE
|
|
Skor Total IFE
|
||
|
Kuat 3,0-4,0
|
Rata-rata 2,0- 2,9
|
Lemah 1,0- 1,99
|
|
Tinggi 3,0-4,0
|
I
|
II
|
III
|
|
Sedang 2,0- 2,99
|
IV
|
V
|
VI
|
|
Rendah 1,0-1,99
|
VII
|
VIII
|
IX
|
Sumber: David, 2009
Matriks IE memiliki tiga daerah
utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu :
- Divisi pada sel I, II, IV dapat melaksanakan strategi growth and build (kembangkan dan bangun). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan, horizontal).
- Divisi pada sel III, V, VII dapat melaksanakan strategi hold and maintain (jaga dan pertahankan). Strategi yang umum diterapkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
- Divisi pada sel VI, VIII, IX dapat melaksanakan strategi harvest or divest (mengambil hasil atau melepaskan). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuidasi.
2.
Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat
(SWOT)
Matriks SWOT berguna untuk
mencocokkan faktor internal dan eksternal perusahaan yang membantu pengembangan
empat tipe alternatif strategi, yaitu strategi S-O (Strength-Opportunity),
strategi W-O (Weakness -Opportunity), strategi S-T (Strength-Threat)
dan strategi W-T (Weakness-Threat).
Adapun langkah-langkah untuk penyusunan
matriks SWOT adalah:
- Menentukan faktor-faktor peluang perusahaan
- Menentukan faktor-faktor ancaman perusahaan
- Menentukan faktor-faktor kekuatan perusahaan
- Menentukan faktor-faktor kelemahan perusahaan
- Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal (strategi SO)
- Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal (strategi WO)
- Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal (strategi ST)
- Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal (strategi WT)
Analisis Matriks SWOT akan
menghasilkan beberapa alternatif strategi dapat dipilih perusahaan dalam
mengembangkan usahanya. Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 3. Dari matriks SWOT
dihasilkan empat strategi antara lain:
1.
Strategi SO (Strenghts-Opportunities)
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang dengan
sebesar-besarnya.
2.
Strategi ST (Strenghts-Threaths)
Strategi dengan menggunakan kekuatan
untuk menghindari ancaman yang akan merugikan perusahaan.
3.
Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki
perusahaan.
4.
Strategi WT (Weaknesses-Threaths)
Strategi yang didasarkan pada kegiatan
yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
Gambar 3. Matrik SWOT
Internal
Eksternal
|
Kekuatan-S
Daftar
Kekuatan
|
Kelemahan-W
Daftar Kelemahan
|
Peluang-O
Daftar Peluang
|
Srategi SO
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
|
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan
peluang
|
Ancaman-T
Daftar Ancaman
|
Strategi ST
Gunakan kekuatan untuk menghindari
ancaman
|
Strategi WT
Meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
|
Sumber: David 2009
3.4.3
Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahapan
akhir dalam strategi, yaitu menetapkan strategi mana yang paling baik atau yang
menjadi prioritas perusahaan untuk terlebih dahulu dilaksanakan. Alat analisis pada tahap
keputusan yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dapat dilihat pada
Tabel 12. Analisis QSPM memungkinkan perusahaan untuk
mengevaluasi strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan internal
dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David 2009).
Langkah-langkah penyusunan strategi terpilih melalui analisis QSPM adalah
sebagai berikut:
- Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Informasi faktor-faktor eksternal dan internal diperoleh dari matriks IFE dan EFE.
- Memberikan bobot untuk tiap faktor internal dan eksternal yang sama dengan bobot tiap faktor pada IFE dan EFE.
- Mengevaluasi dan identifikasi strategi alternatif yang layak diimplementasikan dari hasil analisis SWOT.
- Menentukan nilai daya tarik relatif ( Attractiveness Score – AS) untuk tiap alternatif strategi terpilih. Jangkauan nilai daya tarik adalah:1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik 4 = sangat menarik.
- Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractive Score – TAS) melalui perkalian bobot tiap faktor dengan AS tiap baris.
- Menghitung jumlah total TAS pada masing-masing kolom strategi alternatif strategi terpilih. Strategi dengan nilai TAS yang tertinggi adalah strategi yang paling layak untuk diimplementasikan.
Tabel 12. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif
(QSPM)
Faktor Utama
|
Bobot
|
Strategi Pemasaran
|
|||||
Strategi 1
|
Strategi 2
|
Strategi dst…
|
|||||
AS
|
TAS
|
AS
|
TAS
|
AS
|
TAS
|
||
Faktor Internal
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
Faktor Eksternal
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
1,0
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: David 2009
Keterangan : AS = Skor Daya
Tarik
TAS = Skor Daya Tarik Total
Langganan:
Postingan (Atom)