Selasa, 18 Agustus 2015

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA



BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

1.1  Tempat dan Waktu
Pelaksanaan Praktik  Kerja Lapangan (PKL)  tentang Strategi Pemasaran mangga (Mangifera indica L) Gedong Gincu dan rambutan (Nephelium sp.) di CV. Sumber Buah SAE Cirebon Jawa Barat, dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara praktek lapang yang bertempat di kantor CV. Sumber Buah SAE Cirebon Jawa Barat, untuk mengumpulkan data primer maupun data sekunder.

1.2  Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang diperlukan dalam praktek lapang ini yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1.2.1        Data Primer
Data primer merupakan sumber data praktek kerja lapang yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).
Data primer ini ada dua yaitu :
1.      Data umum perusahaan
Data umum perusahaan ini berupa data mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, kedudukan, tugas dan fungsi serta fasilitas yang dimiliki perusahaan.
2.      Data khusus perusahaan. Data khusus perusahaan ini berupa data penjualan, data yang berkaitan dengan penentuan harga produk dan data laporan pendapatan dan biaya.
3.      Studi lapangan adalah pengumpulan data dengan mengadakan praktek langsung ke sasaran praktek yaitu ke perusahaan CV. Sumber Buah SAE. Praktek dilakukan dengan wawancara. Wawancara dilakukan pada pihak yang bertanggung jawab atas usaha dan yang menjadi pengambil keputusan pada perusahaan. Dalam hal ini studi lapangan dilakukan secara langsung di CV. Sumber Buah SAE Cirebon. Pemilihan lokasi ini didasarkan karena keterjangkauan lokasi oleh penulis. Studi lapangan ini untuk mendapatkan data mengenai strategi pemasaran mangga Gedong Gincu dan rambutan CV. Sumber Buah SAE.
1.2.2        Data  Sekunder
Dalam pengumpulan data sekunder ini dilakukan melalui studi pustaka dan studi lapangan.
A.    Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan menggunakan literatur – literatur dan buku – buku kuliah maupun artikel baik dari majalah, jurnal, maupun surat kabar. Dari penulisan ini penulis memperolehnya melalui media elektronik (internet) maupun media cetak.
B.     Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat langsung dokumen – dokumen instansi yang tersedia seperti laporan keuangan, gambar dan layout perusahaan.

1.3  Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan dalam Praktek Kerja lapang (PKL) ini adalah mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi tempat Praktek Kerja Lapang (PKL) untuk kemudahan dalam proses analisis lebih lanjut.
Menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan. Analisis pengolahan data yang digunakan adalah analisis finansial pada perusahaan CV. Sumber Buah SAE. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) baik secara internal maupun eksternal serta mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini. Analisis ini diperoleh dari IFE yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal perusahaan Sumber Buah SAE, EFE yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dari perusahaan CV. Sumber Buah SAE matriks IE yang digunakan untuk mengetahui posisi strategis perusahaan.
Proses pemilihan keputusan strategis yang paling tepat digunakan metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Seluruh alat analisis ini tepat diterapkan karena sesuai dengan tujuan Praktek Kerja lapang (PKL) untuk merumuskan strategi pemasaran mangga Gedong dan rambutan Gincu yang dapat dijalankan perusahaan sesuai dengan kondisi lingkungan perusahaan CV. Sumber Buah SAE.

1.3.1        Analisis Finansial
Analisis finansial menurut Agus Setyono 2014 adalah untuk (1) menentukan apakah usaha penanaman modal tersebut menguntungkan apa tidak. (2) menentukan beberapa alternatif dalam penanaman modal. (3) menentukan pengambilan keputusan, usaha penanaman modal tersebut diteruskan apa tidak. (4) menentukan kapan usaha penanaman modal tersebut berada pada titik dimana usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi. Data yang diperlukan untuk analisis finansial:
1.      Jenis pengeluaran dan spesifikasinya
Jenis pengeluaran meliputi:
·         Bahan baku
·         Jumlah tenaga kerja
·         Harga produk
·         Hari kerja
Spesifikasi pengeluaran meliputi:
·         Spesifikasi untuk kapasitas produksi satuan berat persatuan waktu, begitu juga kebutuhan bahan baku.
·         Spesifikasi upah kerja adalah Rupiah/bulan/orang.
Spesifikasi buah mangga Gedong Gincu dan rambutan yang digunakan dapat lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Spesifikasi perusahaan
No
Jenis
Spesifikasi
1
Kapasitas produksi
 kg/bulan
2
Bahan Baku

3
Jumlah Pekerja + Upah

4
Harga Buah Segar 1 Kg

5
Hari Kerja
30 Hari/Bulan
Sumber: Agus Setyono 2014


2.      Modal usaha
Modal usaha dalam perusahaan terdiri atas:
·         Modal tetap merupakan modal yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan.
·         Modal kerja merupakan modal yang jumlahnya berubah tergantung unit produk yang dihasilkan.
a.       Modal tetap
Modal tetap atau modal investasi merupakan modal yang besarnya tetap untuk setiap proses produksi Tabel 3.
·         Artinya besarnya modal tidak tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan
·         Modal tetap suatu perusahaan digunakan untuk investasi bangunan dan peralatan meliputi jenis dan jumlahnya.
Ø  Jenis barang
Ø  Bangunan
Ø  Peralatan
Tabel 3. Modal Tetap perusahaan
No
Jenis Barang
umur Ekstensi (Bln)
Jumlah Unit
Harga Satuan (Rp)
Harga Total (Rp)
Harga Akhir (Rp)
Penyusutan (Rp/Bln)


  N


A
B
C
1
Bangunan






2
Peralatan Kantor






3
Kendaraan






Jumlah



Sumber: Agus Setyono 2014
Keterangan:
C =
A-B

 n
A= Modal Tetap
B= Harga Akhir
C= Penyusutan
n= Umur ekstensi
b.      Modal kerja
Modal kerja merupakan modal yang diperlukan untuk memulai satu siklus produksi
·         Perhitungan modal suatu perusahaan dilakukan untuk sebulan kerja atau untuk memproduksi sejumlah tertentu suatu produk Tabel 4.
Biaya untuk kebutuhan perbulan
Ø  Bahan baku
Ø  Bahan penunjang
Ø  Biaya tenaga kerja
Tabel 4. Modal kerja perusahaan
No
Jenis Biaya
Kebutuhan/Bln
Harga Satuan (Rp)
Modal/Bln (Rp)
1
Bahan Baku



2
Bahan Penunjang




Bahan Pembantu



Biaya Tidak Tetap

3
Tenaga kerja



Jumlah

Sumber: Agus Setyono 2014
3.      Biaya produksi
Biaya produksi pada dasarnya dibedakan atas (1) biaya produksi yang besarnya tetap selama produksi (biaya tetap) dan (2) biaya yang besarnya tergantung produk yang dihasilkan (biaya tetap).
c.       Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya produksi yang jumlahnya selama satu periode kerja tetap. Biaya ini, tidak tergantung dari jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah kerja suatu alat atau mesin Tabel 5.
Biaya tetap meliputi:
Ø  Biaya penyusutan bangunan dan alat
Ø  Transportasi
Ø  Gaji tenaga kerja


Tabel 5. Biaya tetap perusahaan
No
Jenis Biaya
Besar Biaya/Bulan (Rp)
1.
Biaya Penyusutan


Bangunan dan Alat
           
2.
Transportasi
   
3.
Gaji Tenaga Kerja


Jumlah

Sumber: Agus Setyono 2014
d.      Biaya tidak tetap
·         Biaya tidak tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan pada saat alat dan mesin beroperasi. Besarnya biaya ini tergantung pada jumlah jam kerja dan jumlah produk yang dihasilkan.
·         Perhitungan biaya tidak tetap dilakukan terhadap biaya bahan baku, bahan penunjang dan upah kerja.
e.       Biaya produksi total
Biaya total merupakan biaya keseluruhan yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk. Artinya merupakan jumlah dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
4.      Perhitungan Keuntungan
·         Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dengan pengeluaran.
·         Pengeluaran adalah total biaya produksi, sedang pendapatan diperoleh dari penjualan hasil.
2.      Perhitungan Break Event Point(BEP)
·         Break Event Point (BEP) adalah suatu titik keseimbangan antara jumlah hasil penjualan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau perusahaan tersebut tidak mengalami laba atau rugi.
Rumus untuk mencari titik impas sebagai berikut:
a.       BEP
=

Biaya tetap

1 -
Biaya tidak tetap



Pendapatan


b.      Persen titik impas
=
Nilai BEP
X 100%

Pendapatan


c.       Kapasitas titik impas
Kapasitas titik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas di atas.
Rumus kapasitas titk impas:
Kapasitas titk impas
=

Biaya tetap
X 100% X kapasitas produksi/bulan

1 -
Biaya tidak tetap



Pendapatan



3.      Nilai Tambah Tiap Kilogram Bahan
Nilai tambah yang didapatkan dengan mengolah bahan baku menjadi suatu produk, dapat dihitung menggunakan sebagai berikut:

Keuntungan/bulan (Rp)


Kapasitas produksi/bulan (Kg)

= Rp………./kg bahan baku
4.      Pengembalian modal atau POT
Pengembalian modal didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal investasi melalui keuntungan yang diperoleh, dengan rumus sebagai berikut:


Total investasi
= ………. Bulan

Keuntungan bersih/bulan

5.      Nilai BC Ratio
Benefit Cost Ratio adalah nilai perbandingan antara pendapatan dan biaya. Jika B/C > 1 maka perusahaan memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak.
B/C Ratio
=
Pendapatan

Biaya Produksi







1.4  Tiga Tahap Strategi
Kerangka tiga tahap strategi terdiri dari tahap masukan (input), pencocokan dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap strategi yang dalam praktek kerja lapang ini meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal (IFE dan EFE), analisis matriks IE, analisis SWOT dan analisis QSPM (Rosyidah 2009).

1.4.1        Masukan (Input)
Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal mempengaruhi perusahaan. Analisis eksternal dilakukan untuk peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
1.      Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisis internal dilakukan pada setiap perusahaan untuk lebih memudahkan proses kerja analisis. Melalui analisis lingkungan internal dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari setiap fungsi perusahaan yang akan diuraikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis lingkungan internal
Analisis Internal
Kekuatan
Kelemahan
Manajemen


Produksi dan operasi


Pemasaran


Keuangan


Sistem informasi manajemen


Sumber: David, 2009

2.      Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi Peluang dan Ancaman yang dimiliki perusahaan. Analisis eksternal dilakukan pada setiap perusahaan untuk lebih memudahkan proses kerja analisis. Melalui analisis lingkungan eksternal dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi Peluang dan Ancaman dari setiap fungsi perusahaan yang akan diuraikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Analisis lingkungan eksternal
Analisis Eksternal
Peluang
Ancaman
Hokum dan Politik


Ekonomi


Sosial dan Budaya


Tekonologi


Demografi


Kekuatan persaingan dalam perusahaan sejenis


Kekuatan tawar pemasok


Kekuatan tawar pembeli


Ancaman produk subtitusi


Sumber: David 2009

Secara ringkas analisis ini disajikan dalam Matriks External Factor Evaluation (EFE). Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah :
1.      Menyusun faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan (IFE), peluang dan ancaman (EFE) pada kolom 1.
2.      Memberikan bobot dari faktor kunci keberhasilan. Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparasion (perbandingan berpasangan). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap variabel penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Penentuan bobot variabel menggunakan skala 1 sampai 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:
  1. jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertical
  2. jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
  3. jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal
Bentuk tabel penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 8. Bobot untuk setiap variabel atau faktor strategis diperoleh dengan menentutukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor strategis. Adapun rumus yang digunakan dalam penentuan bobot setiap variabel atau faktor strategis adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Penilaiam bobot faktor strategi eksternal dan internal
Strategis Internal/Eksternal
A
B
C
D

Total Bobot
Bobot
A








B








C








D








……….








Total







1,0
Sumber: Rosyidah (2009)
ai=
Xi

Dimana:
ai
=
Bobot variabel ke – i

n
=
Jumlah variable

i
=
1,2,3, .............,n

Xi
=
Nilai variabel ke – i

Bobot yang diperoleh berkisar mulai dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (penting) untuk masing-masing faktor. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Bobot yang diberikan mencerminkan tingkat kepentingan relatif dari suatu faktor strategis terhadap keberhasilan perusahaan. Faktor strategis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman akan mendapat bobot paling tinggi apabila memiliki pengaruh besar dalam perusahaan.
3.      Menentukan peringkat untuk setiap faktor kunci keberhasilan antara 1 sampai 4 dengan ketentuan untuk matriks IFE skala peringkat yang digunakan adalah:
1 : Kelemahan utama/mayor
2 : Kelemahan kecil/minor
3 : Kekuatan kecil/minor
4 : Kekuatan utama/mayor
Penentuan peringkat dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis internal. Berikut matriks IFE dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Penilaian peringkat terhadap faktor Internal CV. Sumber Buah SAE
No.
Faktor Internal
Peringkat
1
Kemasan produk yang menarik

2
Penampilan produk yang menarik

3
Rasa buah yang khas

4
Harga terjangkau

5
Tempat strategis

6
Fasilitas mendukung

7
Distribusi yang cepat karena sifat produk yang mudah rusak

8
Memiliki ijin tertulis dari pemerintah

9
Sentral buah Mangga dan Rambutan

10
Memiliki Visi dan Misi yang tertulis

11
Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab

12
Menurunnya kualitas buah pada saat musim hujan

13
Sifat buah yang mudah rusak

14
Sifat buah yang tidak tahan lama

15
Perlu adanya perlakuan khusus

16
Harga buah yang ber fluktuatif

17
Kontinyuitas produksi

18
Papan nama tidak terpampang


4.      Penentuan peringkat dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategis internal. Berikut matriks EFE dilihat pada Tabel 10. Sedangkan Menentukan peringkat untuk setiap faktor kunci keberhasilan antara 1 sampai 4 dengan ketentuan untuk matriks EFE skala peringkat yang digunakan adalah:
1 : Tidak berpengaruh
2 : Kurang kuat pengaruhnya
3 : Kuat pengaruhnya
4 : Sangat kuat pengaruhnya






Tabel 10. Penilaian peringkat terhadap faktor Eksternal CV. Sumber Buah SAE
No.
Faktor Eksternal
Peringkat
1
Dukungan pemerintah

2
Pertumbuhan penduduk

3
Perkembangan kemajuan teknologi

4
Loyalitas konsumen

5
Peningkatan jumlah konsumsi

6
Permintaan pasar yang meningkat

7
Adanya Gerakan Makan Buah dan Sayur Lokal dari pemerintah

9
Banyaknya Buah impor yang beredar dipasar

10
Tingginya persaingan terhadap produk buah

11
Kenaikan harga BBM

12
Pembayaran retribusi liar yang cukup marak

13
Kualitas buah tergantung musim hujan/kemarau yang dihadapi

14
Tingginya biaya transportasi udara (Pesawat)

15
Menurunnya produksi buah akibat pengaruh musim


Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor pembobotan kemudian semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan skor total. Hasil pembobotan dan peringkat berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam matriks IFE dan EFE.
Pada matriks IFE berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan kedalam matriks IFE, total skor pembobotan pada matriks IFE berkisar antara 1,0 sampai 4, 0 dengan rata-rata 2,5. Total skor IFE (3,0-4,0) mengindikasikan kondisi internal perusahaan kuat, (2,0-2,99) mengindikasikan kondisi internal perusahaan rata-rata, (1,0-1,99) mengindikasikan kondisi internal perusahaan lemah. Sedangkan pada matriks EFE total pembobotan serupa dengan  matriks IFE, total skor pembobotan pada matriks EFE berkisan antara 1,0 sampai 4, 0 dengan rata- rata 2,5. Total skor EFE (3,0-4,0) mengindikasikan perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman  yang  mempengaruhi  perusahaan,  (2,0-2,99)  mengindikasikan perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, (1,0-1,99) mengindikasikan perusahaan tidak merespon terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Berikut matriks IFE dan  EFE di jelaskan pada Tabel 11.
Tabel 11. Matriks IFE
Faktor – faktor Internal
Bobot
Rating
Skor (Bobot x Rating)
Kekuatan



Kemasan produk yang menarik



Penampilan produk yang menarik



Rasa buah yang khas



Harga terjangkau



Tempat strategis



Fasilitas mendukung



Distribusi yang cepat karena sifat produk yang mudah rusak



Memiliki ijin tertulis dari pemerintah



Sentral buah Mangga dan Rambutan



Memiliki Visi dan Misi yang tertulis



Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab



Kelemahan



Menurunnya kualitas buah pada saat musim hujan



Sifat buah yang mudah rusak



Sifat buah yang tidak tahan lama



Perlu adanya perlakuan khusus



Harga buah yang ber fluktuatif



Kontinyuitas produksi



Papan nama tidak terpampang



Total



Sumber: David (2009)
Matriks EFE
Faktor – faktor Eksternal
Bobot
Rating
Skor (Bobot x Rating)
Kekuatan



Dukungan pemerintah



Pertumbuhan penduduk



Perkembangan kemajuan teknologi



Loyalitas konsumen



Peningkatan jumlah konsumsi



Permintaan pasar yang meningkat



Kelemahan



Banyaknya Buah impor yang beredar dipasar



Tingginya persaingan terhadap produk buah



Kenaikan harga BBM



Kualitas buah tergantung musim hujan/kemarau yang dihadapi



Tingginya biaya transportasi udara (Pesawat)



Menurunnya produksi buah akibat pengaruh musim



Total



David (2009)
4.4.2        Pencocokan
Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokkan peluang dan  ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam ini untuk tahap pencocokan adalah Matriks Internal External (IE) dan Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT).
1.      Internal-Eksternal (IE)
Matriks IE berguna untuk memetakan posisi perusahaan pada saat ini. Matriks IE didasari pada dua dimensi yaitu total nilai tertimbang IFE dan total nilai tertimbang EFE. Total nilai tertimbang IFE ditempatkan pada sumbu x dan total nilai tertimbang EFE pada sumbu y. Pada sumbu x matriks IE total skor (1,0- 1,99) dianggap rendah, nilai dari (2,0-2,99) dianggap rata-rata atau sedang dan nilai (3,0 -4,0) dianggap tinggi. Kejelasannya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.   Model matrik IE
Skor Total EFE

Skor Total IFE

Kuat 3,0-4,0
Rata-rata 2,0- 2,9
Lemah 1,0- 1,99
Tinggi 3,0-4,0
I
II
III
Sedang 2,0- 2,99
IV
V
VI
Rendah 1,0-1,99
VII
VIII
IX
Sumber: David, 2009

Matriks IE memiliki tiga daerah utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu :
  1. Divisi pada sel I, II, IV dapat melaksanakan strategi growth and build (kembangkan dan bangun). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, ke depan, horizontal).
  2. Divisi pada sel III, V, VII dapat melaksanakan strategi hold and maintain (jaga dan pertahankan). Strategi yang umum diterapkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
  3. Divisi pada sel VI, VIII, IX dapat melaksanakan strategi harvest or divest (mengambil hasil atau melepaskan). Strategi yang umum diterapkan adalah strategi divestasi, diversifikasi konglomerat dan likuidasi.
2.      Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT)
Matriks SWOT berguna untuk mencocokkan faktor internal dan eksternal perusahaan yang membantu pengembangan empat tipe alternatif strategi, yaitu strategi S-O (Strength-Opportunity), strategi W-O (Weakness -Opportunity), strategi S-T (Strength-Threat) dan strategi W-T (Weakness-Threat).
Adapun langkah-langkah untuk penyusunan matriks SWOT adalah:
  1. Menentukan faktor-faktor peluang perusahaan
  2. Menentukan faktor-faktor ancaman perusahaan
  3. Menentukan faktor-faktor kekuatan perusahaan
  4. Menentukan faktor-faktor kelemahan perusahaan
  5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal (strategi SO)
  6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal (strategi WO)
  7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal (strategi ST)
  8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal (strategi WT)
Analisis Matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi dapat dipilih perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 3. Dari matriks SWOT dihasilkan empat strategi antara lain:
1.      Strategi SO (Strenghts-Opportunities)
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang dengan sebesar-besarnya.
2.      Strategi ST (Strenghts-Threaths)
Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman yang akan merugikan perusahaan.
3.      Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan.
4.      Strategi WT (Weaknesses-Threaths)
Strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Gambar 3. Matrik SWOT
Internal

Eksternal
Kekuatan-S
Daftar Kekuatan
Kelemahan-W
Daftar Kelemahan
Peluang-O
Daftar Peluang
Srategi SO
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Ancaman-T
Daftar Ancaman
Strategi ST
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT
Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber: David 2009

3.4.3        Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahapan akhir dalam strategi, yaitu menetapkan strategi mana yang paling baik atau yang menjadi prioritas perusahaan untuk terlebih dahulu dilaksanakan. Alat analisis pada tahap keputusan yang digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dapat dilihat pada Tabel 12. Analisis QSPM memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David 2009). Langkah-langkah penyusunan strategi terpilih melalui analisis QSPM adalah sebagai berikut:
  1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Informasi faktor-faktor eksternal dan internal diperoleh dari matriks IFE dan EFE.
  2. Memberikan bobot untuk tiap faktor internal dan eksternal yang sama dengan bobot tiap faktor pada IFE dan EFE.
  3. Mengevaluasi dan identifikasi strategi alternatif yang layak diimplementasikan dari hasil analisis SWOT.
  4. Menentukan nilai daya tarik relatif ( Attractiveness Score – AS) untuk tiap alternatif strategi terpilih. Jangkauan nilai daya tarik adalah:1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik 4 = sangat menarik.
  5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractive Score – TAS) melalui perkalian bobot tiap faktor dengan AS tiap baris.
  6. Menghitung jumlah total TAS pada masing-masing kolom strategi alternatif strategi terpilih. Strategi dengan nilai TAS yang tertinggi adalah strategi yang paling layak untuk diimplementasikan.
Tabel 12.  Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Faktor Utama
Bobot
Strategi Pemasaran
Strategi 1
Strategi 2
Strategi dst…
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
Faktor Internal







-







-







Faktor Eksternal







-







-







Total
1,0






Sumber: David 2009
Keterangan : AS  = Skor Daya Tarik
                    TAS = Skor Daya Tarik Total